Arsip Bulanan: Desember 2013

CINTA RABIAH AL-ADAWIYAH

Sufi Muda

Pada suatu hari seorang lelaki datang kepada Rabiah al-Adawiyah al-Bashriyah dan bertanya, “Saya ini telah banyak melakukan dosa. Maksiat saya bertimbun meleblhl gunung-gunung. Andaikata saya bertobat, apakah Allah akan menerima tobat saya?” “Tidak,” jawab Rabiah dengan suara sangar. Pada kali yang lain seorang lelaki datang pula kepadanya. Lelaki itu berkata, “Seandainya tiap butir pasir itu adalah dosa, maka seluas gurunlah tebaran dosa saya.

Maksiat apa saja telah saya lakukan, baik yang kecil maupun yang besar. Tetapi sekarang saya sudah menjalani tobat. Apakah Tuhan menerima tobat saya?” “Pasti,” jawab Rabiah dengan tegas. Lalu ia menjelaskan, “Kalau Tuhan tldak berkenan menerlma tobat seorang hamba, apakah mungkin hamba itu tergerak menjalani tobat? Untuk berhenti darl dosa, jangan simpan kata “akan atau “andaikata” sebab hal itu akan merusak ketulusan niatmu.”

Memang ucapan sufi perempuan dari kota Bashrah itu seringkali menyakitkan telinga bagi mereka yang tidak memahami jalan pikirannya. Ia bahkan pernah mengatakan, “Apa gunanya…

Lihat pos aslinya 755 kata lagi

Manfaat Pemberian ASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANFAAT PEMBERIAN ASI 

 A.    TOPIK

Manfaat Pemberian ASI

B.     SUB TOPIK

1. Pengertian ASI

2. Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi

3. Manfaat Pemberian ASI bagi Ibu

C.    SASARAN

Jumlah                         : Minimal 10 orang

Audience                     : Ibu-ibu nifas dan Menyusui

D.    TEMPAT

Posyandu Desa Kalianget Timur

E.     WAKTU

Hari / tanggal  : Minggu / 17 November 2013

Pukul               : 09.00 WIB

F.     TUJUAN

Tujuan Umum :

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan pada ibu nifas yang menyusui diharapkan ibu mampu mengetahui manfaat ASI.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan penyuluhan tentang manfaat Pemberian ASI masa nifas diharapkan ibu-ibu dapat :

1. Menjelaskan pengertian ASI.

2. Menjelaskan dan memahami manfaat ASI bagi Bayi.

3.Menjelaskan dan memahami manfaat ASI bagi Ibu.

G.    METODE

Ceramah tanya jawab

H.    STRATEGI

1. Langsung pada semua audience yang hadir

2. Menampilkan materi melalui proyektor

3. Membagikan Leaflet

I.       PROSES PENYULUHAN 

KEGIATAN

LANGKAH

waktu

Pembukaan
  1. Mengucapkan salam
  2. Menyapa audience
  3. Menyebutkan tujuan penyuluhan manfaat Pemberian ASI.
5 menit
Pengembangan/inti
  1. Pengertian ASI.
  2. Manfaat pemberian ASI bagi Bayi.
  3. Manfaat pemberian ASI bagi Ibu
20 menit
Penutup
  1. Mengulas kembali pengertian, manfaat ASI.
  2. Mengucapkan terima kasih, mohon maaf, dan mengucapkan salam penutup
10 menit

J.      EVALUASI

Melalui Tes lisan

                                                    Bangkalan, 17  November 2013

Bidan Pembimbing                                                                 Mahasiswa

 

( _____________ )                                                                   ( ________ )

 

MATERI PENYULUHAN

1.1    Manfaat Pemberian ASI

A. Definisi

Air susu ibu (disingkat ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Air susu ibu pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.

ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu, keluarga dan negara.

Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu baiknya sampai bayi berusia 2 tahun. Adapun manfaat pemberian ASI adalah :

B. Manfaat pemberian ASI Bagi Bayi

1. Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.

Gambar 1.sebagai nutrient lengkap

2. ASI mengandung zat protektif

Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain:

( A ). Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).

( B ). Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan  kuman.

( C ). Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-Coli dan Salmonela.

( D). Komplemen C3 dan C4.

( E ).Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus.

( F ). Antibodi.

( G ).Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin.

( H ). Tidak menimbulkan alergi.

Gambar 2. sebagai zat protektif

3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.

  1. Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).

Gambar 3. sebagai efek psikologis

4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.

  1. Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak  baik.

Gambar 4. meningkatkan kecerdasan

5. Mengurangi kejadian karies dentis.

  1. Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.

6. Mengurangi kejadian maloklusi.

  1. Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot.

C. Manfaat bagi Ibu

Apapun yang ditawarkan oleh susu formula terhadap bayi anda, asi tetap merupakan yang terbaik. Memberi asi kepada bayi anda memberikan manfaat yang sangat besar, tidak hanya bagi bayi tetapi bagi ibunya juga. Semakin cepat anda menyusui bayi anda semakin baik. Bahkan dianjurkan untuk sesegera mungkin bayi anda begitu dilahirkan, yaitu sekitar 30 menit setelah dia lahir. Bulan-bulan pertama bayi hendaknya tidak diberi makanan tambahan lain kecuali asi dengan kata lain masa pemberian asi ekslusif. Masa ini adalah 4-6 bulan pertama sejak kelahirannya. Dikatakan asi ekslusif berarti benar-benar tidak memberikan apapun kecuali asi pada bayi. Jadi selama 4-6 bulan pertama tersebut tidak memberikan susu formula, madu, air putih, sari buah, biskuit atau bubur bayi kepada bayi anda. Setelah melewati masa pemberian asi ekslusif barulah anda dapat memberikan makanan atau minuman tambahan pada bayi. Bahkan pada usia diatas 6 bulan, makanan tambahan ini lebih dianjurkan.

Beberapa manfaat bila ibu menyusui bayinya.

§ Mencegah Perdarahan

Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula.

§ Mengurangi Berat Badan

Menyusui juga dapat membantu ibu mengurangi berat badan. Sebagai informasi ketika menyusui itu berarti sama dengan membakar kalori sebesar 200 hingga 500 kalori perhari. Jumlah kalori yang sama jika anda berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.

§   Mengurangi Resiko Terkena Kanker Payudara dan Kanker Rahim

Menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara. Diperkirakan persentase pencegahannya mencapai 20%. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa menyusui juga dapat membantu mengurangi resiko terkena kanker indung telur dan kanker rahim.

§   Ungkapan Kasih Sayang

Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang yang nyata dari ibu kepada bayinya. Hubungan batin anatar ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel pada tubuh ibu. Bayi bisa mendengarkan detak jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.

§   Praktis dan Ekonomis

Selain komposisinya yang sempurna, asi juga sangat praktis dan ekonomis. Sekarang harga susu formula cenderung terus meningkat, memberi asi dapat mengurangi biaya untuk susu formula yang cukup tinggi. Selain itu asi sangat praktis, ibu tidak perlu repot mencuci dan merebus botol pada masa pemberian asi ekslusif, sehingga bisa menambah waktu istirahat bagi ibu, khususnya di malam hari.

§   Sebagai Alat Kontrasepsi

Pemberian asi secara ekslusif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Walaupun ini hanya berlaku selama 4 bulan setelah melahirkan, dan dengan catatan harus bersifat ekslusif. Hisapan bayi pada payudara ibu merangsang hormon prolaktin. Hormon prolaktin dapat menghambat terjadinya pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan.

D. Untuk Keluarga

  1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
  2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
  3. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
  4. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
  5. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
  6. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.

E. Untuk Masyarakat dan Negara

  1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
  2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
  3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
  4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
  5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
  6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 17-24)
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 3, hlm : 3-10)
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 25)
Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 40-49)
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 31-34)

http://www.parenting.co.id/article/bayi/manfaat.pemberian.asi/001/002/290

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_susu_ibu

http://bidanku.com/manfaat-pemberian-asi-bagi-ibu

Typus Abdominalis

 BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1              LATAR BELAKANG

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Demam tifoid termasuk penyakit menular yang tercantum dalam undang-undang nomor 6 tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit-penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.

Di Indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara epidemic, tetapi lebih sering bersifat sporadic, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Sumber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. Ada dua sumber penularan salmonella typhi, yaitu pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering carrier. Di daerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Makanan yang tercemar oleh carrier merupakan sumber penularan yang paling sering di daerah nonendemik. Carrier itu sendiri adalah orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekskresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun.

1.2              RUMUSAN MASALAH

  1. Apa pengertian Typhus Abdominalis ?
  2. Bagaimana patofisiologi Typhus Abdominalis ?
  3. Bagaimana Etiologi dari  Typhus Abdominalis ?
  4. Bagaimana tanda dan gejala Typhus Abdominalis ?
  5. Apa saja komplikasi Typhus Abdominalis ?
  6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada Typhus Abdominalis ?
  7. Bagaimana penatalaksanaan Typhus Abdominalis ?

1.3              TUJUAN

  1. Untuk mengetahui pengertian dari  Typhus Abdominalis ?
  2. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi Typhus Abdominalis ?
  3. Untuk mengetahui bagaimana Etiologi dari  Typhus Abdominalis ?
  4. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala Typhus Abdominalis ?
  5. Untuk mengetahui apa saja komplikasi Typhus Abdominalis ?
  6. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostik pada Typhus Abdominalis ?
  7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan Typhus Abdominalis ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1              PENGERTIAN

  1. Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai dengan demam, mual, muntah, sakit kepala, nyeri perut (Ngastiyah, 2005).
  2. Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Nursalam, 2005).
  3. Typus Abdominalis (demam Typhoid, Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan diseluruh tubuh (Mansjoer, 2006).
  4. tifoid adalah penyakit infeksi pada saluran cerna tepatnya pada lempeng payer usus halus. Kondisi ini disebabkan oleh basil/kuman Salmonella typhosa. (Dra. Suryana,1996)

 

2.2              PATOFISIOLOGI

Salmonella typhi masuk kedalam tubuh manusia dengan melalui makanan dan air yang tecemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk kedalam usus halus dan mencapai jaringan limfoid plak peyeri di ileum terminalis yang hipertrofi. Bila terjadi komplikasi pendarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia, masuk aliran limfe mencapai kelanjar limfe mesentrial dan masuk aliran darah melalui duktus torasikus (Mansjoer et, al 2008).

Salmonella typhi dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi bersarang di plak peyeri, limfa, hati dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal padda jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam (Mansjoer et, al 2008). Berikut ini adalah skema penyebaran salmonella typhi di dalam organ tubuh.

Komplikasi yang ditimbulkan pada bagian intestinal yaitu, pendarahan usus, peroforasi usus, dan ileus paralitik. Komplikasi yang terdapat pada darah yaitu anemia hemolitik, trombositopenia, sindrom uremia hemolitik. Pada anak-anak dengan demam tifoid, komplikasi lebih jarang terjasi. Komplikasi lebih sering pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum bila perawatan penderita kurang sempurna (Mansjoer et, al 2008).

 

2.3              ETIOLOGI

  1. Penyebab thypus abdominalis adalah karena infeksi kuman Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora.
  2. Salmonella thyposa mempunyai 4 macam antigen :
    1.  Antigen O (samotik antigen, tidak menyebar).
    2. Antigen H (menyebar, terdapat pada hurgella dan bersifat termolabil).
    3. Antigen VI merupakan antigen yang melputi tubuh dan melindungi O antigen terhadap fagositosis.
    4. Protein membran hialin.

 

2.4              GEJALA DAN TANDA.

Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.

Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.

  • Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau menghilangnya dari darah sel-sek lekosit polinukleus dan eosinofil.
  • Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang ½ sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau.
  • Retensi urin cukup sering terjadi.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :

  • Bradikardi relatif (frekuensi denyut jantung relatif lambat bila dibanding dengan tingkat kenaikan suhu tubuh).
  • Lidah tifoid (Awalnya merah di tengah dengan tepi hiperemis dan bergetar, bila penyakit berat lidah menjadi kering dan pecah-pecah serta berwarna kecoklatan).
  • Perkusi abdomen: timpani
  • Palpasi abdomen: Nyeri tekan khususnya di fosa iliaka
  • Stupor
  • Bergumam
  • Delirium
  • Twitching otot-otot
  • Karpologia
  • Koma vigil

Pada masa penyembuhan dapat terjadi :

  • Anemia
  • Kerontokan rambut

 

2.5              KOMPLIKASI

Komplikasi thypus abdominalis dapat dibagi menjadi :

  1. 1.    Perdarahan

Gajala : Penurunan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, kulit pucat, penurunan suhu tubuh, peningkatan leukosit dalam waktu singkat, nyeri tubuh, iritabel.

2Perforasi usus

a.      Biasanya terjadi pada minggu ketiga dengan lokasi di ileum terminalis.

b.      Terjadi peningkatan leukosit.

c.       Diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda – tanda dan gejala klinis serta pemeriksaan radiologis.

3.    Peritonitis

Gejala : Kesakitan di daerah perut yang mendadak, perut kembung, tekanan darah menurun, suara bising usus melemah, pekak hati berkurang.

4.     Bronchitis

5.     Bronchopneumonia

6.     Encephalopathy

7.     Kolesistis

8.     Meningitis

9.     Myokarditis

10. Kronik karier

11. Hepatitis

 

2.6              PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

Pemeriksaan laboratorium

  • Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif, aneosinofilia, trombositopenia, anemia
  • Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam minggu pertama sakit
  • Pemeriksaan WIDAL – Bila terjadi aglutinasi

1/200³Diperlukan titer anti bodi terhadap antigeno yang bernilai   4 kali antara masa akut dan konvalesene mengarah³atau peningkatan  kepada demam typhoid (Rahmad Juwono, 1996).

 

2.7              PENATALAKSANAAN

Menurut Dra. Suryana

  1. Anak diisolasi baik ruang rawat,maupun seluruh alat yang digunakan untuk disendirikan ,tidak boleh digunakan oleh anak lain. Tenaga kesehatan yang merawatnya diharuskan menggunakan celemek dan masker.
  2. Anak tirah baring, anjurkan anak istirahat total ditempat tidur minimal 7 hari setelah bebas demam . dalam hal ini segala kebutuhan anak harus dibantu. Misal : mandi , makan , eliminasi dll.
  3. Makanan diberikan sesuai dengan keadaan penyakitnya, biasanya diberikan secara bertahap mula-mula berbentuk cair, lunak dan kemudian makanan biasa.
  4. Untuk menghindari dekubitus posisi tidur anak selang-seling 2 jam miring kanan, 2 jam miring kiri , 2 jam terlentang . pada bagian yang tertekan olesi minyak atau talek.
  5. Bila suhu tinggi kompres dengan es

(books.google.co.id/asuhan keperawatan anak untuk SPK. Bab 4 , materi : asuhan pada anak sakit-tifoid).

Pemberian Antimikroba
Kloramfenikol
Tiamfenikol
Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulkametoksazol)

Obat Symptomatik
Antipiretik
Kartikosteroid, diberikan pada pasien yang toksik.
Supportif : vitamin-vitamin.
Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikiatri (Rahmad Juwono, 1996).

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1       Kesimpulan

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasnya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyebaran penyakit ini diperantarai makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses dari orang yang menderita tifus. Kemudian, bakteri akan berkembang dalam jaringan darah dari orang yang terinfeksi. Demam tifoid disebabkan karena salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aziz,Alimul.2008. Pengatar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Suryanah.1996. keperawatan anak untuk siswa SPK. Jakarta :EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid I. Jakarta :Media Aesculapius

Suriadi dan Yuliani, Rita. 2001.Asuhan Keperawatan pada anak. Jakarta : Cv Sagung Seto

Jurnal : http://paullayaulfa.wordpress.com/2012/05/06/typhoid-fever/

http://penyakittypus.com/